Bimbingan Yang Membimbing

Tahun 2017 saya mulai mengajukan judul dan proposal disertasi. Tentang hadis di al-Andalus. Sebutan Arab bagi negara Spanyol, Portugal dan sebagian Prancis sebelah selatan. Dua guru saya ajukan untuk promotor. Prof. Dr. KH. Suryadi, M. Ag, Allahu yarham, dan Dr. Phil. Al Makin. Waktu begitu cepat berlalu. Ada lima tahapan ujian yang harus dilewati. Saya sudah melewati ujian proposal dan komprehensif. Untuk menuju ujian pendahuluan, disertasi harus sudah selesai.

Bimbingan dengan Prof. Suryadi sudah selesai, sudah disetujui. Dengan beberapa revisi. Pak Makin juga setuju. Syarat dari beliau, Prof. Suryadi juga harus setuju. Namun Pak Makin juga mengharuskan saya ke al-Andalus. Saya harus meminta segera persetujuan anggaran proposal penelitian ke LPDP. Lewat Prof. Suryadi. Juga pengantar kampus lewat LPM yang dijabat oleh Pak Makin. Guna mengurus visa Schengen. Jenisnya visa penelitian. Untuk awal November 2018.

Saya juga harus menghubungi Prof. Maribel Fierro. Untuk surat pengantar visa Schengen guna penelitian. Beliau supervisor untuk penelitian saya di Centro de Ciencias Humanas y Sociales - CSIC, Madrid Spanyol. 

Sampai di Madrid, betapa saya membanggakan Nusantara kepada mereka. Harus bangga. Tidak boleh inferior kepada mereka. Indonesia merdeka. Jauh dari jazirah Arab, tapi mempelajari dan menghafalkan Alfiyyah Ibnu Malik al-Andalusi. Mendaras Tafsir al-Qurthubi. Mengkaji duo al-Syathibi, dari Játiva. Menggali pemikiran Ibn Hazm, yang wafat di Walbah (Huelva).

Penelitian disertasi sudah selesai. Prof. Suryadi setuju. Prof Al Makin juga setuju. Tinggal ujian tertutup dan promosi. Tidak ada bimbingan yang sulit dengan beliau berdua. Baca ini itu. Cek referensi ini itu. Kutip buku, kitab, jurnal dan kajian ini itu. Tambahkan referensi Spanyol dan bahasa lain. 

Beliau berdua sangat percaya dengan kemampuan mahasiswa bimbingannya. Yakin dengan apa yang ditulisnya. Memberikan motivasi, inspirasi dan semangat. Tidak ragu dengan logika dan penalaran tulisan di dalam disertasi yang dikoreksinya. 

Tidak menyandera fisik dan psikis mahasiswa. Apalagi waktu. Tidak merendahkan kemampuan mahasiswa. Mahasiswa diangkat derajat dan kompetensinya. Semakin cerdas dan pintar mahasiswa, mereka semakin bangga dan senang. Tidak merasa diungguli, dimusuhi atau direbus otoritasnya.

Semua diserahkan pada mahasiswa. Tidak ada drama dalam bimbingan. Apalagi marah, ancaman atau "penjajahan akademik." Tapi ingat. Nanti yang menguji bisa beda persepsi dan penafsiran. Tetap hati-hati.

Tidak ada waktu untuk bimbingan. Bisa kapan saja bisa. Penting bisa ketemu. Tinggal tunggu di depan kantor. Sudah lama nunggu mas. Ucap Prof. Suryadi. Ayo masuk mas. Kalimat yang diucapkan Prof. Makin. Saya biasa duduk di bangku depan kantor. Menunggu beliau berdua absen. Atau dari rumah. Atau habis dari rapat. Atau membimbing mahasiswa lain.

Prof. Suryadi sudah meninggalkan banyak amal shalih. Beliau meninggal dunia pada 3 Agustus 2019. Meninggalkan ilmu kajian klasik yang semakin kurang diminati. Prof. Makin yang masih mengabdi.

Selamat Prof. Makin. Rektor Baru. Semoga UIN Sunan Kalijaga makin maju. Makin berkelas. Makin bertambah makin.

Post a Comment

0 Comments