Gempa dan Kesadaran Kolektif

Gempa yang melanda daerah Yogyakarta dan sekitarnya hari ini (20/7) menyebabkan banyak warga yang keluar rumah untuk menyelamatkan diri. Gejala traumatis gempa beberapa tahun lalu masih dirasakan dan mempengaruhi kondisi psikologis mereka. Namun gempa ini ternyata tidak disadari semua orang karena getarannya yang tidak seberapa. Beberapa orang merasakan getaran tersebut hanya efek kondisi tubuh yang tidak sehat, gerakan kendaraan bermotor dan lainnya.
Baru setelah beberapa orang mengatakan bahwa ada gempa, barulah orang yang tidak sadar itu menyadari bahwa telah terjadi gempa. Kesadaran kolektif tersebut menandakan bahwa gejala gempa memang tidak bisa dirasakan langsung seperti banjir, gunung berapi, longsor dan lain sebagainya. Semakin rendah getaran gempa, semakin sedikit yang merasakannya.
Daerah Yogyakarta telah beberapa kali dalam setahun ini dilanda gempa, mulai dari yang terasa oleh alat seismograf saja hingga yang dirasakan warga di sekitarnya.
Gejala gempa yang mirip dengan kondisi tubuh yang kurang sehat seperti darah rendah, kecapekan atau rasa kantuk menyebabkan orang-orang tidak sadar akan kehadirannya. Oleh karena itu, berbagai getaran yang kelihatannya mencurigakan atau tidak biasa, bahkan biasa sekalipun harus ditanyakan dengan orang di sekitar kita. Apakah mereka juga merasakan hal yang sama atau hanya kita saja.
Gempa yang getarannya kecil harus diwaspadai dan diantisipasi sesegera secara kolektif agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Ambarrukmo Gang Ambar Arum, Yogyakarta
Kamis Legi sore, 28 Syawwal1438/20 Juli 2017

Post a Comment

0 Comments