Abū Isḥāq Ibrāhīm bin ‘Alī bin
Muḥammad bin Aḥmad al-Dailamī al-Ṣūfī, penduduk Khurasan dari daerah Kurtūm. Ia
masuk al-Andalus pada 358 H, kemudian tinggal sebentar di Cordoba dan kembali
lagi ke Masyriq. Ia merupakan orang yang utama dan terbaik, yang dihiasi dengan
fikih dan ditutupi dengan menjaga diri dan sabar.
Abū al-Qāsim Sahl bin Ibrāhīm
berkata kepada Ibn al-Faraḍī: Aku bertanya Abū Isḥāq al-Khurasānī siapa saja
yang ditemui dan dilihatnya ketika di Masyriq. Ia menjawab bahwa ia bertemu Abū
‘Abd Allāh Ibn Khafīf di Persia, Abū Bakr Ibn Burd di Abhar, Abū al-Ḥasan al-Ḥuṣrī
dan Ja‘far bin Nuṣair al-Khuldī di Baghdad, Abū ‘Abd Allāh al-Rūżbārī di Syam,
Abū Bakr al-Raqqī di Damaskus dan juga Abū Bakr al-Khāṣāṣī, penduduk Bashrah,
yang mempunyai kitab perbuatannya sendiri tentang kebaikan dan keburukannya. Kemudian
ia jugabertemu dengan Abū al-Khair al-Aqṭa’ di al-Tīnāt, juga beberapa orang
yang mempunyai keistimewaan, beberapa ahli ibadah di Mesir dan Syam serta
lainnya.
Abū Isḥāq adalah orang yang cepat
dikabulkan doanya. Sahl bin Ibrāhīm termasuk orang yang meriwayatkan darinya. Banyak
orang di Mesir yang juga meriwayatkan darinya. Kisah ini sebagaimana
diceritakan Sahl bin Ibrāhīm di dalam catatan yang dituliskannya kepada Ibn
al-Faraḍī.
Social Plugin