Biografi ke 23: Ibrāhīm bin ‘Abd Allāh


Abū Isḥāq Ibrāhīm bin ‘Abd Allāh bin Masarrah bin Najīḥ, penduduk Cordoba. Meriwayatkan dari ayahnya, juga dari al-Khusyanī, Muḥammad bin Waḍḍāḥ dan Muṭarrif bin Qais. Ia melakukan riḥlah bersama ayahnya dan meriwayatkan dari banyak guru.
Wafat di al-Iskandariyyah (Alexandria). Saudaranya, Muḥammad, berkata tentangnya dalam sebuah syair yang dibacakan sebagian teman Ibn al-Faraḍī. Awalnya adalah (dari baḥr (ritme) wāfir):
أحَقّاً أيُّها النّاعي السَّمِيعُ  * أبو إسْحاق لَيْسَ لهُ رُجُوعُ؟
Begitu juga dengan syair:
على الإسْكَندَرِيَّةِ: عٌجْ فَسَلِّمْ * لِتُقْضَى منْ لُبَانَتِها، الدُّمُوعُ
فَفِي عَرَصاتِها شَمْلٌ شَتِيتٌ * تَشَتَّتَ عَنْهُ لي صَبْرٌ جَمِيعُ
Ibn al-Faraḍī tidak mengetahui tahun wafatnya dari seorang pun dan ia melihat sebagian kitab yang didengar Ibn ‘Abd Allāh dari guru yang disebutnya. Ibn ‘Abd Allāh tidak seperti saudaranya.