Biografi ke 16: Ibrāhīm bin Naṣr


Abū Isḥāq Ibrāhīm bin Naṣr al-Juhanī, terkenal dengan Ibn Abrūl. Ia berasal dari Cordoba, ayahnya pergi ke Saraqusṭah (Zaragoza) ketika terjadi peristiwa Rabaḍ pada 202 H.
Ia melakukan riḥlah dan bertemu sejumlah ahli hadis seperti ‘Abd Allāh bin Yazīd al-Muqri’ al-Makkī, Muḥammad bin Ismā‘īl al-Ṣā’igh al-Kabīr, Yūnus bin ‘Abd al-A‘lā, Sulaimān bin Dāwūd, al-Ḥāriṡ bin al-Miskīn, al-Muzanī, al-Rabī‘ bin Sulaimān murid al-Syāfi‘ī, Muḥammad bin ‘Abd Allāh bin al-Ḥakam, Abū al-Ṭāhir bin al-Sarḥ dan lainnya sangat banyak.
Ia masuk ke Irak dan meriwayatkan dari Muḥammad bin Basysyār Bundār dan lainnya. Ia alim dalam hadis dan mengetahui cacat atau ‘ilal-nya. Muridnya antara lain ‘Uṡmān bin ‘Abd al-Raḥmān bin Zaid, Ṡābit bin Ḥazm al-Saraqusṭī dan lainnya. Ia adalah orang terpercaya (ṡiqah).
Wafat di Zaragoza pada Selasa, Żū al-Qa‘dah 287 H sebagaimana dikatakan Muḥammad dan lainnya. Ia mempunyai saudara bernama Muḥammad yang menemani riḥlah. Ibn al-Faraḍī tidak tahu apakah saudaranya juga meriwayatkan darinya atau tidak.